Katika
adalah suatu waktu dalam Suku Karo, yang dimana dalam Katika ini terdiri dari
nama-nama hari, Mamis si Lima, Paka (bulan), dan Desa Si Waluh ( nama Mata
Angin). Katika sendiri sangat berguna bagi masyrakat Karo, hal ini disebabkan
setiap kegiataan yang akan dilaksanakan masyrakat karo, baik itu kegiatan
sehari-hari ataupun kegiataan pesta-pesta adat sangat ditentukan oleh Katika.
Terdapat
beberapa cara penetuan tentang katika atau waktu-waktu dalam Suku Karo, yang
dimana penentuan Katika ini ditentukan oleh peredaraan dan perjalanan suatu
bulan. Namun penentuan Katika ini dapat digunakan dengan beberapa cara lain, yaitu
dengan cara mempergunakan kain yang tipis, sehingga akan keliatan seperti
uraian-uraian sabit, namun cara ini hanya dapat melihat bulan itu penuh selama
4 hari. Ataupun dengan cara melihat arah batu keling.
Dalam
satu bulan dalam waktu (Katika) terdiri dari 12 bulan dan dalam satu bulannnya
itu terdiri antara 29 hari ataupun 30 hari. Hari dalam satu bulan dalam bahasa
karo disebut dengan Uari si telu puluh, yang dimana penetuan hari awal dalam
bulan karo itu dilakukan dengan cara melihat apakah bulan lima garu telah
terbit, dan apabila telah terbit maka hari itu disebut dengan Baraspati.
Sedangkan
pembagian waktu dalam satu hari bagi masyarakat karo disebut dengan Mamis Silima,
dimana dalam satu hari pembagian waktu masyrakat Karo itu terdiri atas 10
pembagian waktu, yang dimana pada pagi hari dibagi ke dalam lima pembagian
waktu dan malam hari juga dibagi ke dalam lima pembagian waktu, yang dimana
peralihan antara waktu siang dan malam bagi masyrakat Karo itu terjadi pada jam
17.00 sampai 17.30.
Dalam
masyrakat Karo juga mempunyai sebutan untuk arah mata angin, yang dimana arah
mata angin ini hampir sama dengan arah mata angin biasanya atau sering
digunakan, namun hanya nama-namanya saja yang berbeda. Arah mata angin dalam
Suku Karo disebut dengan Desa Siwaluh, yang dimana pada masyrakat Karo zaman
dulu arah mata angin atau Desa Siwaluh dapat ditentukan dengan cara melihat
atau mengikuti arah Batu Keling. Namun arah Batu Keling ini juga dapat
mengetahui hari-hari yang ada dalam Suku Karo.
Jadi,
Katika merupakan suatu hal yang sangat penting Bagi Suku Karo, karena dengan
adanya Katika dapat membantu masyrakat Karo dalam segala kegiatan. Dan pembahasan
tentang Mamis Silima, Uari si telu puluh, Pake dan Desa siwaluh, akan saya
bahas pada tulisan saya selanjutnya.
Reffrensi
Print Darwan S H, 1996. ADAT KARO. Medan,
-
Sitepu, kol.Inf.Purn. Sempa, 1950. Adat
Karo Indonesia.
-
Wikipedia Bahasa Indonesia – kalender Karo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar